PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENJAS SISWA

PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENJAS SISWA

Pendidikan pada dasarnya merupakan rekontruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna. Morse (1964) membedakan pengertian istilah Pendidikan Liberal (Liberal Education) dengan Pendidikan Umum (General Education). Dia mengakatakan bahwa Pendidikan Liberal lebih berorientasi pada bidang studi dan menekankan penguasaan materinya. Tujuan utamanya adalah penguasaan materi pembelajaran secara mendalam dan bahkan jika mungkin sampai tuntas. Sementara itu, Pendidikan Umum lebih bersifat memperhatikan “pelakunya” dari pada bidang studi atau materinya. Tujuan utamanya adalah mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakam pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang berisi jasmani itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apa bila banyak yang meyakini dan mengatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani dilakukan dengan sarana jasmani yakni aktivitas jasmani yang pada umumnya (meskipun tidak selalu) dilakukan dengan tempo yang cukup tinggi dan terutama gerakan-gerakan besar ketangkasan dan keterampilan yang tidak perlu terlalu cepat, terlalu halus, dan sempurna atau berkualitas tinggi, agar diperoleh manfaat bagi anak-anak didik. Meskipun sarana pendidikan tersebut fisikal, manfaat bagi anak-anak didik mencakup bidang-bidang non-fisikal seperti intelektual, sosial, estetik dalam kawasankawasan kognitif maupun afektif. Dengan perkataan lain pendidikan jasmani berusaha untuk mengembangkan pribadi secara keseluruhan dengan sarana jasmani yang merupakan saham, khususnya yang tidak diperoleh dari usaha-usaha pendidikan yang lain karena hasil pendidikan dari pengalaman jasmani tidak terbatas pada perkembangan tubuh atau fisik. Pendidikan jasmani berkewajiban

meningkatkan jiwa dan raga yang mempengaruhi semua aspek kehidupan sehari-hari seseorang atau keseluruhan pribadi seseorang. Pendidikan jasmani menggunakan pendekatan keseluruhan yang mencakup semua kawasan baik organik, motorik, kognitif, maupun afektif, karena manusia dipandang seutuhnya.
Namun demikian pelaksanaan pendidikan jasmani di Indonesia terasa masih belum cukup memuaskan apa bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain atau dibandingkan dengan perannya sebagai bagian dari pendidikan secara umum. Kelemahan itu tampak dalam beberapa aspek seperti : a. Faktor ketenagaan khususnya guru yang menangani bidang studi tersebut selain jumlahnya memang masih kekurangan, kualifikasinya juga masih rendah (sebagian guru generalis) atau tidak sesuai dengan tugasnya. b. Infrastruktur olahraga pendukung, termasuk sarana dan prasarana yang memungkinkan siswa untuk memperoleh kesempatan yang lebih banyak untuk aktif bergerak atau bermain sesuai dengan fitrahnya. c. Kekurangan dana untuk menyelenggarakan program yang akan menghasilkan perubahan bermakna dan hasil belajar yang diharapkan. d. Pemahaman dan penguasaan dasar-dasar pendidikan jasmani secara mendalam perlu dimiliki oleh setiap penyelenggara pendidikan jasmani. Upaya ini juga berkaitan dengan penyelarasan landasan teoritis dengan penerapan dilapangan. Konseptual dan penyelenggaraannya. e. Minat belajar siswa itu sendiri juga bisa merupakan masalah keadaan psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Dunia pendidikan tidak akan berkembang tanpa memperbaiki proses belajar mengajar yang mampu mengembangkan daya kreativitas dan aktivitas siswa, sehingga siswa memperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu belajar sangatlah penting bagi siswa untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk mengadakan perubahan dalam dirinya secara keseluruhan, baik pengetahuan, ketrampilan maupun interaksi dengan lingkungan. Oleh karena itu keberhasilan belajar bukan hanya tergantung kepada kecemerlangan otak, tetapi sikap kebiasaan dan pengetahuan awal diduga juga mempunyai andil yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan siswa, begitu juga dengan minat siswa itu sendiri, karena dengan adanya minat seseorang dalam melakukan suatu kegiatan akan menjalankannya dengan penuh semangat untuk mencapai tujuannya dan akhir kegiatan dia akan merasakan manfaat akan apa yang sudah dilakukan. Kecuali hal-hal yang disebutkan diatas, ada atau tidaknya hambatan dalam belajar merupakan hal yang mungkin juga berpengaruh terhadap keberhasilan balajar pada siswa. Pelajaran penjas merupakan salah satu mata pelajaran dari sekolah yang mulai diajarkan pada sekolah dasar sampai sekolah menengah umum bahkan sampai ke perguruan tinggi. Disekolah dasar pelajaran penjas belum diajarkan secara khusus, tetapi secara tidak langsung mereka telah mengenal dan mempelajari ilmu penjas. Bagi siswa sekolah menengah umum mungkin pelajaran penjas sudah tidak asing lagi karena mereka telah memperoleh pengetahuan dasar tentang pelajaran penjas dengan baik, maka tidak sedikit diantara mereka yang merasakan bahwa pelajaran penjas sulit dipahami, sehingga dengan demikian siswa mau melakukan dan mempelajari pelajaran penjas.
Dengan berdasarkan pemikiran di atas maka prestasi belajar penjas perlu adanya penataan dari berbagai segi antara lain dalam kaitannya dengan pengetahuan dasar siswa, cara belajar siswa dan juga kesiapan yang bersangkutan sebelum mengikuti suatu pelajaran. Dunia pendidikan tidak akan berkembang tanpa memperbaiki proses belajar mengajar yang mampu mengembangkan tanpa memperbaiki proses belajar mengajar yang mampu mengembangkan daya kreativitas dan aktivitas siswa, sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang mampu mengembangkan aktivitas dan hasil belajar yang maksimal merupakan sebagian tugas pengajar. Tetapi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan siswa adalah minat belajar siswa. Minat belajar merupakan masalah anak didik yang diterima baik disekolah maupun dirumah.

Untuk Lebih jelasnya Silahkan Download Di SINI 
atau PTK nya Silahkan Download DISINI

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Komen-nya yah,,,,,!!